SatusatuenMagz

Menulis Mengabarkan

Dimulai dengan Senyum

Terinspirasi dari status FB seorang kawan,yang kurang lebih berkata “Jangan membandingkan masalah kita dengan masalah orang lain,karena akan selalu tampak lebih besar masalah-masalah yang kita hadapi. Bandingkan dengan kebesaran Tuhan. Karena IA lebih besar dari masalah-masalah kita”

Di sudut malam yang dingin dan sepi,berteman kompi serta musik dari Maher Zain. Status facebook tersebut membuat saya tersenyum lebar. Saya menyukai segala sesuatu yang mencerahkan. Entah itu hadist,kisah nyata,kata-kata mutiara,video atau apapun yang mampu membuat kita berhenti sejenak untuk memikirkan esensi hidup kita ini. Apa yang sesungguhnya kita kejar? Apa yang sesungguhnya kita cari? Apa yang membuat kita tidak berhenti dan terus menjalankan laju kendaraan kita sedangkan Adzan Ashar berkumandang? Apa yang membuat kita terus terlelap hingga suara Adzan Subuh tak terdengar telinga? Apa yang membuat kita melupakan shalat Dhuhur?

Disadari atau tidak kita lebih mengejar dunia ketimbang menabung untuk era yang lebih lama dan kekal, Akherat. Bagi yang tidak percaya akan adanya akherat, selesai. Pembahasan selesai disini. Namun tulisan ini bukan untuk yang tidak percaya,melainkan diperuntukan bagi mereka yang percaya adanya akherat. Sebuah masa yang abadi,tempat kembali semua ciptaan Tuhan.

“Dari sana kita berasal,kesana pula kita kembali”. Setiap kita lemparkan uang logam ke atas,uang itu akan kembali kebawah dan mungkin kembali ke telapak tangan kita seperti semula. Seperti itu juga dunia seisinya. Akan kembali kepada Pemiliknya.

Mengetahui rumus diatas,seyogyanya hidup kita menjadi mudah. Setidaknya dibawa mudah. Setiap problematika hidup yang kita alami,sejatinya adalah kertas ujian bagi kita untuk meningkatkan level kita dihadapan Tuhan maupun dihadapan manusia lain. Karena itu,kembalikan semuanya (pasrahkan) kepada Tuhan setelah kita berusaha namun menemui jalan buntu (menurut kita). Karena IA tahu pasti jalan keluarnya. Bukan dengan berkeluh kesah,membanding-bandingkan,atau bahkan menyalahkan Tuhan.

Karena itu,bandingkan besarnya masalah kita dengan keagungan Tuhan. Dan jangan lupa untuk tersenyum. Be Happy Brother

8 comments on “Dimulai dengan Senyum

  1. HALAMAN PUTIH
    September 14, 2011

    Senyum yang tulus ikhlas dianggap sebagai sedekah. Memulai sesuatu dengan tersenyum berarti kita sudah memulai dengan hal yang positif. Segala sesuatu yang positif akan menghasilkan pancaran energi yang baik untuk diri kita dan orang lain.

    Like

  2. ardi
    September 14, 2011

    senyum adalah shadaqh

    Like

  3. Madie
    September 17, 2011

    Cuman Mampir Sob,
    sekalian ngasih senyum πŸ™‚

    Like

  4. BakulatZ
    September 17, 2011

    Setelah membaca tulisan ini Aku pun tersenyum πŸ™‚
    Makasih Sob…

    Like

    • satusatuen
      September 17, 2011

      senangnya….sudah mengajak kawan tersenyum..yang keren lho senyumnya

      Like

Tinggalkan Pesan ya Sist/Bro (Leave a comment Please)

Information

This entry was posted on September 13, 2011 by in Motivasi and tagged , , , , , , .

Suka pake ini. Kamu?

download chrome

Me


Hai, Selamat datang dan selamat membaca. Tolong tinggalkan jejak disini.
Please, write a comment. Thanks visitin' this blog

Komunitas

Komunitas Blogger Jogja

Follow me on Twitter